Senin, 28 Oktober 2013

Memang (Tak) Semudah Itu….



Saya sering mendengar celetukan-celetukan kalau ibadah itu tidak semudah kata-kata ustadz Yusuf Mansur atau  hidup itu tidak semudah kata-kata Mario Teguh atau bisnis itu tidak semudah kata-kata Ippho Santosa..
Sebagian diri saya mengiyakan celetukan-celetukan itu,karena pada kenyataannya untuk menjalani hidup,menggerakkan bisnis dan menunaikan ibadah secara baik dan benar tidaklah mudah.Ketika masalah datang silih berganti,ketika tubuh kita lelah atau ketika kantuk yang tak tertahan namun kita tetap harus menyelesaikan kepentingan kita dan melaksanakan kewajiban kita,sungguh itu terasa berat.Ingin rasanya tidak peduli lalu terlena begitu saja hingga hari berganti..
Namun,sebagian dari saya memaksa tubuh yang malas ini untuk berjuang sekali lagi melawan ego dan membunuh rasa malas demi masa depan yang lebih baik seperti yang saya impikan..Sebagian dari saya ini juga merenungkan ketiga tokoh besar di atas tentu punya alasan atas apa yang mereka sampaikan dan mereka pun melakukan riset dengan cara masing-masing untuk sampai pada sebuah kesimpulan.
Ustadz Yusuf Mansur bisa selalu memberikan tausiyah tentang agama berikut keajiban-keajaiban yang beliau alami karena beliau sudah merasakan sendiri efek dari beribadah yang dilakukan secara rutin dan sungguh-sungguh.Lalu beliau menemukan rumusan atau pola tertentu dari bermacam-macam jenis ibadah yang beliau lakukan.Seterusnya beliau menyampaikan pada saudara-saudaranya keajaiban yang beliau alami,beliau menekankan bahwa janji Allah itu benar.
Mario Teguh bisa selalu memberikan petuah tentang kehidupan karena beliau sudah lebih dahulu berpengalaman menjalani manis getirnya kehidupan.Dari pengalaman beliau inilah lalu tercipta pola-pola tertentu tentang rahasia kehidupan yang harmonis.Beliau lantas tidak ingin saudara-saudaranya sampai mengalami kehidupan yang getir.Untuk itu beliau berbagi pola kehidupan dan kesimpulan dari riset yang beliau lakukan.
Ippho Santosa lewat buku-buku dan seminar-seminarnya memotivasi saudara-saudaranya agar tidak takut untuk memulai suatu bisnis.Beliau mampu melakukannya karena beliau sudah lebih dahulu mengalami jatuh bangun dalam berbisnis.Dengan semangat yang pantang menyerah dan keinginan untuk terus belajar,beliau akhirnya menemukan pola tertentu untuk menjalankan bisnis secara efektif dan efisien yang tidak hanya berorientasi pada uang saja.
Saya menyimpulkan,memang ibadah,hidup dan bisnis itu tidak semudah kata-kata mereka bertiga,namun mereka mencoba mempermudah dan membantu kita dalam menjalani itu semua.Kita tidak perlu mengalami jatuh bangun seperti mereka dulu karena kita bisa belajar dari pengalaman mereka..

Ada sebuah renungan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib :
Tiada dukungan lebih baik daripada nasehat yang tulus

Hatimu Cahayamu

Untuk mengawali,sudahkah kita bersyukur hari ini??Ataukah kita masih belum menemukan alasan untuk selalu bersyukur???
Jika jawabannya belum,maka perlu direnungkan apa yang membuat kita lalai dari mengungkapkan rasa syukur kita terhadap segala karuniaNya yang jika kita hitung tidak akan ada habisnya...

Salah satu penyebab kurangnya rasa syukur kita adalah keras hati.Hati kita adalah cerminan dari seluruh anggota tubuh kita,jika hati bersih,niscaya perbuatan kita tentu akan selalu sesuai dengan tuntunan agama.Begitupun sebaliknya hati yang keruh akan memancar dari perbuatan kita yang cenderung menyalahi tuntunan agama.
Pada dasarnya hati kita senantiasa bercahaya,namun dosa-dosa kitalah yang membuat cahayanya redup.Hati kita senantiasa membisikkan dan mengajak kepada kebenaran,namun kadang kita sendiri yang mengabaikannya.

Jika kita selalu menjaga cahaya dalam hati kita dengan taat beribadah kepadaNya,hati kita akan menjadi lebih peka terhadap segala kejadian yang ada di sekitar kita.Selain itu,secara insting hati kita akan menolak jika kita dihadapkan kepada sesuatu yang bersifat haram ataupun abu-abu.Sungguh dalam menjalani kehidupan di dunia ini,cahaya hati kita benar-benar bisa diandalkan untuk menjaga kita agar selalu berjalan di jalan yang diridhaiNya.

Sebagian orang sering kebingungan manakala mereka diberi cobaan berupa penyakit fisik.Sesungguhnya penyebab penyakit fisik itu antara lain berasal dari hati kita.Untuk itu selain berusaha menyembuhkan penyakit dari luar,penyembuhan dari dalam juga sangat penting,terutama memperbaiki hati kita.Seperti yang sudah disampaikan di awal tadi,anggota tubuh kita adalah cerminan dari hati kita.

Kembali lagi soal syukur,mensyukuri nikmatNya adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,ada hal lain lagi yang patut kita syukuri yaitu kemampuan dan kepekaan hati kita untuk memahami bahwa segala yang kita punya ini adalah karunia Sang Pencipta.Pun kemampuan hati kita untuk menuntun kita ke jalan yang diridhaiNya,cahaya hati kita yang mampu menjauhkan kita dari hal-hal yang dimurkaiNya,hendaknya harus selalu kita syukuri.

Semoga Allah selalu Memberikan rahmat dan hidayahNya ke dalam hati kita agar selalu bercahaya,aamiin...

Misteri Rezeki

Beberapa hari yang lalu,saya hendak pergi ke minimarket untuk membeli sesuatu.Singkat cerita di tengah jalan tiba-tiba motor saya mati.Tanpa kebingungan mencari sebabnya,saya sudah menebak pasti bensinnya habis,benar saja begitu dicek,bensin motor saya memang habis.Oiya,meteran bensin di motor saya memang sudah tidak berfungsi lagi,jadi kalau lupa tidak mengecek bensin,resikonya ya macet di tengah jalan.Kebetulan juga beberapa waktu belakangan saya sering mengalami hal ini,kehabisan bensin di tengah jalan.
Oke,yang menarik adalah selama beberapa kali kehabisan bensin itu,Alhamdulillah jarak antara lokasi motor saya mati dengan pom bensin atau penjual bensin eceran tidak terlalu jauh,kurang lebih 100 meter.Tentu saja saat peristiwa itu terjadi saya agak kesal,tapi sejurus kemudian langsung saya beristighfar,saya yakin pasti ada maksud di balik semua ini.Begitu saya menemukan lokasi penjual bensin sontak saya bersyukur dalam hati,Alhamdulillah..
Perasaan saya campur aduk,antara menyesal,bersyukur dan bertanya-tanya.Menyesal karena saya tidak sabaran dan langsung menggerutu ketika ditimpa musibah.Bersyukur karena saya tidak perlu mendorong motor saya terlalu jauh dan juga ada uang untuk membeli bensin secukupnya dan melanjutkan perjalanan.Bertanya-tanya apakah maksud dari semua ini ya Allah…???
Beberapa waktu berlalu saya masih memikirkan kejadian tersebut,sampai akhirnya saya mulai memahami maksud dari kejadian tersebut,inilah yang akan saya coba bagikan kepada teman-teman semua,pelajaran yang saya dapat dari pengalaman saya yaitu :

1.Rezeki itu tidak selalu berupa uang
Rezeki dari Allah itu bisa berwujud apa saja,kemudahan dan jawaban dari cobaan kita juga termasuk rezeki,Alhamdulillah..

2.Rezeki itu datangnya tepat waktu
Tidak perlu risau kapan Allah akan menjawab doa kita,wilayah tugas kita hanyalah berdoa dan berusaha,selebihnya wilayah Allah dan kehendak Allah..

3.Rezeki itu sesuai dengan kebutuhan kita
Contohnya saya kehabisan bensin,bentuk rezeki yang saya terima yaitu tersedianya bensin,tersedianya uang dan kemampuan saya untuk mendorong motor sampai ke lokasi penjual bensin,dll.Jadi itu memang yang sedang saya butuhkan saat itu,bukannya tahu Sumedang atau pakaian distro yang kebetulan memang ada di perjalanan saya mendorong motor.

4.Rezeki kita tidak akan tertukar
Jodoh,maut dan rezeki itu rahasia Allah,kita wajib meyakini hal itu,semua sudah digariskan.Jadi setiap makhluk ciptaan-Nya sudah dijamin rezekinya oleh Allah dan setiap masing-masing tidak akan saling tertukar rezekinya.Bahkan seekor semut hitam di atas batu hitam di tengah gelapnya malampun rezekinya sudah diatur oleh Allah.

5.Rezeki itu tidak hadir secara kebetulan
Saya termasuk orang yang percaya tidak ada yang kebetulan,semuanya sudah Diskenariokan sedemikian rupa oleh Allah.Jadi rezeki yang kita dapatkan apapun bentuknya adalah jawaban dari doa-doa kita.Kadang tidak segera,kadang tidak terduga tetapi yakinlah,semuanya pas,sesuai dengan kebutuhan kita.Allah ingin kita mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami,karena cobaan itu adalah hikmah yang kita belum mengerti wujud aslinya,bersabarlah..

6.Rezeki itu ada,bahkan tanpa kita meminta
Ya,setelah Allah selesai Menuliskan ketentuan-Nya dalam Lauhul Mahfudz,Allah Menggariskan bahwa Rahmat-Nya mengalahkan Murka-Nya.Sekarang mari kita berandai-andai jika kita harus berdoa untuk meminta udara yang kita hirup ini,untuk tetap hidup,setiap saat,apakah kita mampu??

7.Rezeki jika disyukuri akan Ditambah
Sudah jamak kita ketahui jika kita mensyukuri rezeki yang diberikan Allah,maka rezeki kita akan ditambah,begitupun sebaliknya jika kita mengingkari maka Allah akan murka kepada kita,Naudzubillah..

8.Rezeki berupa pikiran positif & hati yang merasa cukup
Ini dia jagoannya,jika tanpa seizin Allah,tidak mungkin kita diberi pemahaman akan suatu peristiwa,seberapa tingginya pendidikan kitapun tetap tidak mampu memahami makna jika tidak seizin Allah.Yang juga tidak kalah jagoan adalah hati yang selalu merasa cukup,dengan hati yang selalu merasa cukup,atas seizin Allah,kita adalah orang terkaya di dunia.

Itulah beberapa pelajaran yang saya dapat dari pengalaman saya,atas seizin Allah saya bisa membagikannya kepada teman-teman sekalian.Tentu masih banyak pelajaran lain yang bisa saya petik dan bagikan,namun karena keterbatasan saya,hanya ini dulu yang bisa saya bagikan.
Jika ada manfaatnya itu datang dari Allah,atas izin Allah,jika banyak kekurangan itu semuanya datang dari saya….