Sudah sewajarnya bagi manusia untuk mencari kemuliaan. Namun, masih banyak orang yang terkecoh dengan makna kemuliaan yang hakiki. Kemuliaan bukanlah nama besar, harta melimpah, kedudukan tinggi, keelokan paras dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya. Kemuliaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan abadi hidup dalam kenikmatan dan ridha Allah di surga.
Banyak sekali contoh kemuliaan-kemuliaan yang letaknya justru ada di tempat yang rendah, dalam bilangan yang sedikit dan dalam keadaan yang sederhana. Beberapa contohnya, antara lain;
1. Kemuliaan berada di bawah kedua kaki ibu
Pada suatu riwayat, datanglah seorang sahabat menghadap Rasulullah saw. agar diperbolehkan ikut berperang bersama pasukan Islam kala itu. Rasulullah saw. kemudian bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?" Sahabat itu menjawab, "Masih, ya Rasulullah." Kemudian Rasulullah saw. memerintahkan sahabat itu untuk tinggal dan merawat ibunya, sambil berpesan bahwa surga berada di bawah kedua kaki ibunya. (HR. An-Nasa'i).
Dari petikan hadits di atas, dapat kita pelajari bahwa berbakti kepada orang tua, khususnya ibu dapat pula mengantarkan kita menuju kemuliaan. Mulai saat ini, marilah kita berusaha untuk lebih memuliakan ibu. Terutama bagi laki-laki, yang paling berhak terhadap laki-laki adalah ibunya.
2. Perempuan dan pernikahan yang paling mulia adalah yang paling mudah maharnya
Ini topik yang sudah sering dibahas. Menikah adalah sunnah Rasulullah saw. yang sangat dianjurkan. Namun, banyak terjadi dua insan tak segera menikah karena urusan mahar dan biaya pernikahan yang berlebihan. Padahal bukan seperti itu pernikahan yang diajarkan Rasulullah saw. Rasulullah saw. melarang kita untuk bermahal-mahal dalam
mahar, diantaranya dalam sabda beliau
adalah, “Di antara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.” (HR. Ahmad). Dan, “Pernikahan
yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.” (HR. Abu Dawud).
Setelah mengetahui tentang wanita dan pernikahan yang paling mulia, pilihannya ingin meraih kemuliaan dengan meneladani Rasulullah saw. atau.....
3. Sujud adalah saat terdekat hamba kepada Allah
Ternyata kita tidak harus menapaki tempat tertinggi di dunia ini untuk meraih tempat terdekat dengan Allah. Rasulullah saw. bersabda, “Keadaan paling dekat seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa (di dalamnya).” (HR. Muslim). Begitu mudah untuk berada dekat dengan Allah. Kita hanya harus memperbaiki sujud kita. Tentu saja artinya kita juga mesti memperbaiki sholat kita secara keseluruhan.
Kesimpulannya, jangan sampai kita terkecoh dengan kata kemuliaan. Untuk mencapainya tak selalu harus dengan ketinggian atau keberlimpahan. Kita bisa menjadi mulia dengan merendahkan hati, patuh, bersikap sederhana dan berserah diri hanya kepada Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar