Selasa, 23 Desember 2014

The Power of Kepepet (Tepok)

KESIMPULAN
Daripada kelamaan baca resensi bukunya, mending langsung beli aja bukunya di store.yukbisnis(dot)com!!!

SARAN
Sediakan alat tulis dan kertas putih polos tanpa garis, ketika membaca bukunya, untuk menangkap ide-ide segarrr!!!

Djangkrik!!! Asal tahu aja, buku ini merupakan salah satu buku anti-mainstream yang dijamin mampu bikin otak kita panas dan akhirnya melar!!!

Buku Tepok ini, adalah trilogi buku bisnis dari Mas J. Tepok adalah si sulung, 2 adik-adiknya adalah Kitab Anti Bangkrut dan Buka Langsung Laris. Anehnya, saya ketemu si sulung ini belakangan, setelah ketemu dengan Kitab Anti Bangkrut. Anti-mainstream, kaan??? Hahaha...

Dalam buku ini, sang penulis, Gurunda Jaya Setiabudi (Mas J), memaparkan pengalaman bisnis beliau dari titik 0, lalu minus lalu tambah minus lalu kepepet dan boom!!! Akhirnya, ketemu rumus bisnis ciamik yang telah teruji mampu menghasilkan pemasukan yang bikin pusing bagaimana cara menghabiskannya.

Secara umum, dalam buku Tepok ini, Mas J mendorong kita untuk mengkondisikan diri dalam keadaan darurat (butuh) bisnis. Atau malah bagi yang sedang dalam kondisi terhimpit persoalan-persoalan ekonomi, buku ini cocok menjadi pelontar semangat yang luar biasa..
Jangan harap kita akan menemukan kata-kata manis yang membuai, justru sindiran-sindiran penggugah semangat yang menyadarkan lamunan yang akan kita temui di buku Tepok ini.

Mas J menjawab keraguan dalam benak kebanyakan orang yang takut memulai sebuah bisnis. Orang-orang yang terlalu banyak berandai-andai, jika-jika, kalau-kalau, nanti-nanti, dll. Kenapa kita tidak menggunakan pengandaian, kalau omzet kita 5 milyar/bulan, gimana ya cara ngabisinnyaaa????

Dengan kondisi yang serba kepepet, akan memaksa otak kita mencari solusi yang paling tepat. Kalau kata Mas J, 'tiba masa, tiba akal'. Saya sendiri selalu mengulang buku ini ketika bisnis saya mulai surut atau ketika saya akan memulai bisnis baru.

PENDAHULUAN
Semoga resensi buku Tepok ini bisa menjadi pengantar anda untuk menemukan peta harta karun dalam buku The Power of Kepepet atau Tepok-nya Mas Jaya Setiabudi.

Selasa, 02 Desember 2014

Rahasia Kemuliaan

Sudah sewajarnya bagi manusia untuk mencari kemuliaan. Namun, masih banyak orang yang terkecoh dengan makna kemuliaan yang hakiki. Kemuliaan bukanlah nama besar, harta melimpah, kedudukan tinggi, keelokan paras dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya. Kemuliaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan abadi hidup dalam kenikmatan dan ridha Allah di surga.

Banyak sekali contoh kemuliaan-kemuliaan yang letaknya justru ada di tempat yang rendah, dalam bilangan yang sedikit dan dalam keadaan yang sederhana. Beberapa contohnya, antara lain;

1. Kemuliaan berada di bawah kedua kaki ibu
Pada suatu riwayat, datanglah seorang sahabat menghadap Rasulullah saw. agar diperbolehkan ikut berperang bersama pasukan Islam kala itu. Rasulullah saw. kemudian bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?" Sahabat itu menjawab, "Masih, ya Rasulullah." Kemudian Rasulullah saw. memerintahkan sahabat itu untuk tinggal dan merawat ibunya, sambil berpesan bahwa surga berada di bawah kedua kaki ibunya. (HR. An-Nasa'i).
Dari petikan hadits di atas, dapat kita pelajari bahwa berbakti kepada orang tua, khususnya ibu dapat pula mengantarkan kita menuju kemuliaan. Mulai saat ini, marilah kita berusaha untuk lebih memuliakan ibu. Terutama bagi laki-laki, yang paling berhak terhadap laki-laki adalah ibunya.

2. Perempuan dan pernikahan yang paling mulia adalah yang paling mudah maharnya
Ini topik yang sudah sering dibahas. Menikah adalah sunnah Rasulullah saw. yang sangat dianjurkan. Namun, banyak terjadi dua insan tak segera menikah karena urusan mahar dan biaya pernikahan yang berlebihan. Padahal bukan seperti itu pernikahan yang diajarkan Rasulullah saw. Rasulullah saw. melarang kita untuk bermahal-mahal dalam
mahar, diantaranya dalam sabda beliau
adalah, “Di antara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.” (HR. Ahmad). Dan, “Pernikahan
yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.” (HR. Abu Dawud).
Setelah mengetahui tentang wanita dan pernikahan yang paling mulia, pilihannya ingin meraih kemuliaan dengan meneladani Rasulullah saw. atau.....

3. Sujud adalah saat terdekat hamba kepada Allah
Ternyata kita tidak harus menapaki tempat tertinggi di dunia ini untuk meraih tempat terdekat dengan Allah. Rasulullah saw. bersabda, “Keadaan paling dekat seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa (di dalamnya).” (HR. Muslim). Begitu mudah untuk berada dekat dengan Allah. Kita hanya harus memperbaiki sujud kita. Tentu saja artinya kita juga mesti memperbaiki sholat kita secara keseluruhan.

Kesimpulannya, jangan sampai kita terkecoh dengan kata kemuliaan. Untuk mencapainya tak selalu harus dengan ketinggian atau keberlimpahan. Kita bisa menjadi mulia dengan merendahkan hati, patuh, bersikap sederhana dan berserah diri hanya kepada Allah semata.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Rifqy Syafrial

Saya anak sulung dari 3 bersaudara, adik-adik saya perempuan semua. Nama lengkap saya Rifqy Syafrial. Saya kelahiran Sleman, 2 Desember 1988. Lahir dan tumbuh di Jogja. Ibu asli Jogja, ayah dari Palembang. Alhamdulillah sejak kecil saya dianugerahi kecerdasan yang agak unggul dibandingkan teman-teman yang lain. Namun, hal itu membuat saya malas belajar. Karena waktu itu tanpa belajar pun nilai saya tetap bagus. Saat pembagian raport, saya tak pernah di luar 2 besar. Hampir rangking 1 terus. Itu terjadi selama SD dan SMP. Saat kelulusan pun, nilai UN saya jadi yang tertinggi waktu SD dan SMP. Malas belajar ini berlanjut sampai SMK. Nah, nilai-nilai pelajaran saya mulai naik turun. Alhamdulillah, bisa tetap lulus dengan nilai rata-rata 8,7.

Jreng-jreng!!

Lalu, tak berselang lama sejak kelulusan, ayah saya dipanggil Allah. Saat itu tanpa persiapan, saya diamanahi untuk memimpin ibu dan adik-adik saya. Saya putuskan merantau ke Karawang untuk bekerja. Tak butuh waktu lama saya diterima di sebuah perusahaan dan masih bertahan sampai sekarang. Pada awal bekerja, saya sambil mengumpulkan modal untuk berbisnis. Saat itu ilmu bisnis saya cuma satu, nekat!! Hehe..Alhamdulillah selama hampir 2 tahun berbisnis, akhirnya bangkrut juga. Berawal dari rental ps (sampai 12 unit), punya counter hape, jalanin grosir kelapa butiran sama ikutan MLM. Saya terpaksa menjual aset yang saya punya untuk membayar hutang dan mengembalikan modal investor. Belum lagi piutang macet, ditipu rekan bisnis, dll. Semua kondisi tersebut saya jalani sambil tetap menjadi kepala keluarga untuk ibu dan adik-adik saya.

Inilah cara Allah untuk memaksa saya belajar. Saya ditempa oleh keadaan dan waktu. Diingatkan untuk tidak takabbur. Belajar leadership. Belajar amanah. Belajar menghargai sesama. Belajar lebih peka. Banyak hal yang bisasaya petik dari kejadian-kejadian yang saya alami.

Saya yang sejak kecil selalu malas belajar, kini perlahan mulai membiasakan diri untuk belajar. Walaupun harus dipaksa dahulu oleh kejadian-kejadian yang saya alami. Dalam prosesnya, saya bertemu dengan orang-orang yang positif. Orang-orang yang senantiasa mengajarkan hal-hal baru, secara sengaja ataupun tanpa disengaja oleh mereka.

Alhamdulillah, saya bisa sampai di sini. Cerita ini bisa sampai kepada anda juga bukan kebetulan. Semoga bisa diambil hikmahnya.

Bismillah..
Saya lanjutkan lagi perjalanan saya. Saya butuh teman untuk saling mengingatkan di jalan Allah...

Senin, 16 Juni 2014

Rezeki Sebelum Rezeki

Membahas tentang rezeki memang tak ada habisnya. Kali ini saya akan menguraikan rezeki-rezeki yang sering hadir dalam kemasan yang tidak kita kenali.
Sebagian orang berusaha mencari rezeki siang dan malam. Dalam benak mereka rezeki yang dimaksud adalah materi. Waktu terus berlalu, hingga kemudian mereka tidak memiliki banyak waktu untuk membelanjakan dan menikmati rezeki yang mereka cari siang dan malam itu.
Lalu, sebagian lagi berusaha mengais rezeki dengan berbagai macam cara. Sama, rezeki yang mereka maksud adalah materi. Waktu terus bergulir, hingga akhirnya mereka jatuh sakit yang membuat mereka tidak dapat merasakan manisnya rezeki yang sudah mereka usahakan dengan berbagai cara tadi.
Dari uraian di atas, setidaknya ada 2 hal yang saya sebut rezeki sebelum rezeki,
1. Rezeki berupa kelapangan waktu
Sebanyak apapun materi yang kita dapatkan, akan terasa percuma jika kita tidak memiliki waktu luang untuk menikmatinya. Bahkan kita sering lupa mensyukuri nikmat waktu luang ini.
2. Rezeki berupa kesehatan
Apa jadinya jika harta kita menumpuk lalu kita dalam keadaan sakit tak berdaya? Tentu semua yang kita punya akan terasa hambar. Seringkali kita menganggap rezeki kita sedikit, padahal setiap hari kita sudah dikaruniai kesehatan.
Dua hal di atas saya sebut rezeki sebelum rezeki. Kalau kita mampu mengenali dan mensyukuri keduanya, niscaya kita akan dilimpahi rezeki di atas rezeki. Aamiin.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari, no: 5933)

Sabtu, 31 Mei 2014

(Banyak) Jalan Menuju Surga

Apa kabar kalian para perindu surga? Jangan putus asa, surga tak pernah terlalu jauh dari jangkauan. Memang jalanan menuju ke sana tidaklah makin mudah. Tapi, percayalah kesulitannya pun tak mungkin di luar kemampuan kita.

Banyak cara yang bisa kita tempuh untuk menuju surga. Setiap orang memiliki jalur tersendiri sebagai titian menuju surga.
Seorang anak yang berbakti kepada orangtuanya, orang tua yang mengajarkan anaknya persoalan benar dan salah, wanita yang menjaga kehormatannya, pria yang menghargai wanita, pemimpin yang amanah, pedagang yang jujur, pemuda yang sholeh, pelajar yang tekun belajar dan masih banyak jalur yang lain.

Namun, terkadang kita tidak cukup cermat untuk memilih jalur mana yang terdekat, sehingga perjalanan kita menjadi kurang efektif dan efisien. Misalnya, seorang pemuda yang pandai namun dia ingin menjadi pengusaha yang kaya. Sebenarnya tidak masalah memiliki cita-cita seperti itu. Namun, belum tentu ketika kaya nanti, si pemuda tadi akan menggunakan kekayaannya untuk menolong agama Allah. Sambil meluruskan niat untuk menjadi pengusaha yang tak cuma kaya saja, namun juga bermanfaat bagi umat, alangkah lebih efisien jika pemuda tersebut memilih jalur terdekatnya menuju surga yaitu mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Ini tentu lebih efektif sebagai jalur menuju surga baginya.

Kesimpulannya, memang tak mengapa kalau kita mampu menempuh beberapa jalur secara beriringan. Justru semakin banyak jalur yang kita tempuh, semakin besar pula manfaat yang bisa kita berikan untuk diri sendiri maupun orang lain. Banyak sekali jalan menuju surga. Namun, yang perlu kita pahami adalah menyesuaikan potensi kita masing-masing untuk mengambil peran dalam kehidupan dan menemukan jalur yang paling efektif dan efisien untuk menuju surga.

Senin, 26 Mei 2014

Rencana vs Aktual

Setiap kita tentu sering memiliki rencana tertentu. Baik itu dalam pendidikan, karir, jodoh atau keluarga. Namun kadang kita terlupa bahwa sebenarnya kita ini sedang menjalani sebuah Masterplan yang sudah tertulis sejak lebih dari 50 ribu tahun sebelum kita diciptakan. Yang menjadi pembeda bukanlah jalan hidup masing-masing kita. Namun respon kita terhadap ketetapan yang sudah digariskan itulah yang sebenarnya menjadi tolok ukur keutamaan seorang hamba. 
Kalau kemudian apa yang kita rencanakan selalu terwujud sesuai kehendak kita, lalu apa lagi yang menjadi tantangan kita hidup di dunia ini? Apa artinya ada surga dan neraka? Lalu, jika semua pinta kita dikabulkan saat ini juga, apakah kita mampu untuk mensyukuri setiap tetes nikmat Allah tersebut? Apakah keterkabulan do'a dapat menjamin akan menambah tingkat ketakwaan seorang hamba? Belum tentu.
Sesungguhnya terkabul atau belum terkabulnya sebuah do'a adalah sama-sama merupakan ujian bagi kita. Saat do'o-do'a kita dikabulkan, rencana-rencana kita berhasil diwujudkan, Allah menguji rasa syukur kita. Apakah respon kita terhadap nikmat tersebut, itu yang ingin dilihat Allah.
Lalu, saat rencana-rencana kita tidak berjalan seperti apa yang kita harapkan, jangan buru-buru untuk berkecil hati. Saat rencana tidak berbanding lurus dengan kejadian aktual yang kita alami, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Itulah saat dimana kita dituntut belajar karena ujian kenaikan derajat kita sudah ada di depan mata.
Untuk membesarkan kembali hati kita, saya akan menjelaskan beberapa pelajaran positif dari sebuah rencanna yang tidak sesuai dengan aktualitas: 
1. Ujian hamba adalah keniscayaan.
Seperti firman Allah, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedang mereka tidak diuji lagi?" (Al-Ankabut: 2 ). 
Jadi, ujian itu adalah salah satu syarat bagi orang yang beriman.
2. Praktek sabar. 
Banyak dari kita mengaku sabar. Tapi, saat rencana kita tidak berjalan lancar, seringkali kita tidak mampu mengontrol emosi. Padahal Allah sudah menjanjikan pahala tanpa batas bagi orang yang mampu bersabar terhadap ketetapan-Nya. Sudah pernah membayangkan pahala tanpa batas? Pahala yang tidak terhitung? Nah, itulah pahala dari bersabar. 
3. Penggugur dosa. 
Dosa bisa menghalangi do'a seorang hamba dari keterkabulan. Nah, ujian apapun yang menimpa seorang mukmin, akan menghapuskan dosa yang telah dilakukannya. Tidak hanya dosa saja yang terhapus, untuk setiap kesakitan yang kita rasakan dari sebuah ujian, walau tertusuk duri sekalipun, akan ditambahkan satu derajat bagi kita. Jadi, selama kita menjalani ujian, dosa kita berkurang, derajat kita bertambah, juga semakin dekat dengan keterkabulan do'a kita. Subhanallah. 
4. Ujian adalah rahmat Allah. 
Perlu kita pahami bahwa tersimpan begitu banyak rahmat dibalik setiap ujian yang kita alami. Namun, rahmat tersebut baru akan kita rasakan di akhir dari ujian tersebut. Tugas kita adalah tetap meyakini bahwa ketetapan Allah adalah Masterplan terbaik bagi kita. Jika kita mampu memahami bahwa ujian adalah rahmat Allah bagi kita mulai sejak awal datangnya ujian tersebut, sungguh itu adalah sebuah anugerah besar bagi kita. 

Masih banyak penjelasan yang bisa disingkap di balik ketidaksesuaian antara rencana kita dengan aktualitas yang terjadi. Sedikit yang saya jelaskan semoga mampu meneguhkan iman kita bahwa segala yang terjadi pada kita merupakan jalan terbaik bagi kita. Jalan kita menuju surga-Nya.
Aamiin.