Ada saat-saat yang dinantikan setiap orang. Saat-saat di mana perasaan tercampur aduk, adrenalin terpacu dan pikiran terjaga. Setiap orang pasti punya, momen istimewa.
Hari ini adalah waktu yang kutunggu-tunggu. Sudah sejak beberapa waktu sebelumnya aku mempersiapkan segala sesuatu agar hari ini berjalan dengan sesuai harapan. Aku sudah terjaga sejak dini hari. Selepas Subuh, kukemas bekal-bekal yang ingin aku bawa. Pagi mulai meninggi, langkahku kian bergegas menuju stasiun. Hari ini aku memilih kereta sebagai kendaraan menuju tujuan. Jarak yang terbentang dan waktu yang tersedia, ditambah waktu cadangan 30 menit, aku yakini sudah pas.
Tak lama berselang, keretaku pun tiba. Seolah memahami maksudku, kereta pun melaju dengan sigapnya. Sudah setengah perjalanan kulalui bersama kereta ini. Kemudian, tiba-tiba ada pemberitahuan bahwa ada rel yang patah di jalur keretaku ini. Pikirku tak akan lama. Menit berlalu, cadangan waktuku mulai terkikis. Seperti orang kebanyakan, aku pun mulai panik. Segera aku berkirim kabar dengan orang yang sedang menuju waktu dan tempat yang sama. Aku berharap keadaanku bisa dipahami. Menit demi menit terus berlalu hingga melewati batas cadangan waktuku dan terus melaju hampir mendekati 1 jam.
Alhamdulillah..
Kerusakan rel kereta sudah teratasi. Segera saja keretaku melaju kembali. Aku menatap cemas jam tanganku. Aku tahu jika cadangan waktuku habis, bahkan terlewatkan, itu tandanya aku akan terlambat sampai di tempat tujuan. Tapi tak mengapa, aku tetap berusaha sebaik mungkin untuk menepati janji. Lepas dari kereta, aku menyambung langkahku dengan ojek motor.
Alhamdulillah..
Setelah melalui liku-liku perjalanan ini, akhirnya aku sampai di lokasi janji. Seperti dugaanku, aku sudah terlambat. Aku menatap wajah-wajah yang sudah lebih dahulu mengisi sudut ruangan itu. Ada 3 orang di sebuah meja menungguku. Setelah kuucapkan salam, aku memohon maaf atas keterlambatanku ini. Suasana pun mulai mencair, lalu aku mulai membuka pembicaraan..
"Pak, maksud saya menemui bapak di sini, untuk menindaklanjuti keseriusan saya dengan putri bapak, Merida...."
Demikian seterusnya, pembicaraan antara aku dan orang tua Merida mengalir dengan penuh pesan dan kesan. Sekali lagi, Allah menyiratkan pesan darurat kepadaku. Lewat keterlambatanku hari ini, aku tersadarkan bahwa aku terlalu lama menyia-nyiakan waktu dalam ketidakjelasan langkah kakiku. Lewatnya pula, aku tergugah bahwa kendaraanku menuju tujuan kuranglah tepat. Bahkan, 1 pesan paling darurat, ke mana aku akan melangkah pun aku tak mampu menjelaskannya secara rinci. Karena, kalau aku menggali informasi lebih dalam tentang tempat tujuan, aku bisa melaju lebih cermat dan tepat menuju impian.
Hari ini, 3 pesan Allah, turun melalui ketiga orang di sudut ruangan itu.
Fran
Besok naik travel aja Fran :p
BalasHapusHeh!
HapusPake pintu kemana saja punya Doraemon, langsung sampai di depan rumah Merida :D
BalasHapusBentar, cari di tokoagus dulu..
Hapus