Minggu, 15 Februari 2015

Kecerdasan Nabi Adam as, Sang Pembelajar


* Dan Allah berfirman, "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."

* Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata, "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)."

* Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya, "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",

* maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
(QS Al-'A'raf: 19-22)

Jika kita melihat cerita dalam ayat-ayat di atas dari sudut yang terbatas, maka rangkaian kisah di atas mungkin akan tertangkap oleh kita sebagai kisah tentang kebodohan Nabi Adam as dan Hawa yang ditipu oleh syaitan. Tapi, jika kita melihatnya tak sekedar dari sudut pandang hitam putih saja, maka apa yang kita saksikan adalah suatu drama karakter yang sangat menarik dan penuh hikmah.

Selanjutnya, kita akan mempelajari kecerdasan seorang pembelajar dari kisah Nabi Adam as. Kecerdasan seorang pembelajar, antara lain:

1. Kemampuan untuk Mengenali Setiap Benda
Sudah begitu masyhur, bahwa iblis sangat iri kepada Nabi Adam as karena iblis diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Adam as. Iblis menganggap ia lebih unggul dibandingkan dengan Adam as, karena iblis lebih dahulu diciptakan Allah. Iblis tidak menyadari keistimewaan Adam as, yang bahkan para malaikat pun tak memilikinya. (QS Al-Baqarah: 30-34).
Adam as memiliki kemampuan mengetahui nama-nama benda. Lalu apa hebatnya? Mengetahui nama-nama benda bukanlah sekedar tahu namanya, namun juga mengenali sifat-sifat dan kekuatan-kekuatan apa saja yang terkandung di dalam benda-benda itu.
Pengetahuan tentang nama-nama benda juga memungkinkan manusia untuk memiliki pengetahuan tentang potensi-potensi kekuatan yang terkandung di dalam benda-benda dan untuk kemudian menciptakan berbagai benda baru dari benda-benda yang telah ada. Pengetahuan inilah yang memungkinkan manusia melakukan aktifitas penciptaan. Kemampuan mencipta inilah yang membedakan kualitas manusia dibandingkan makhluk-makhluk lainnya.

2. Kemampuan untuk Introspeksi dan Memperbaiki Diri
Seorang pembelajar yang baik akan mampu menyadari kesalahannya sendiri, menerima konsekuensinya dan berusaha memperbaiki diri.
Ketika Allah Swt mengingatkan bahwa Nabi Adam as dan Hawa telah berbuat kesalahan, Nabi Adam as dan Hawa secara spontan mengakui kesalahan mereka,

Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi (QS Al-'A'raf: 23).

Kemampuan mengakui kesalahan merupakan ciri-ciri manusia yang cerdas. Mengakui kesalahan berarti mengakui bahwa dirinya bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya sekaligus berusaha mengubah perilakunya di kesempatan yang lain. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan sikap iblis ketika Allah menghukum iblis saat ia menolak untuk bersujud kepada Adam as. Bukannya mengakui kesalahan, iblis malah bersumpah akan menyesatkan manusia dari jalan Allah (QS Al-'A'raf: 16).
Lalu, turunnya Adam as dan Hawa ke bumi, bukanlah hukuman dalam artian yang biasa kita pahami. Surga hanya bisa ditempati oleh mereka yang hatinya murni, maka mana mungkin bisa dikatakan murni jika belum ada ujian demi ujian untuk menempa hati kita? Allah hendak menguji kemurnian hati Adam as dan Hawa serta segenap keturunannya di bumi sebelum nantinya pulang ke surga. Aamiin.

3. Kemampuan untuk Selalu Waspada
Waspada di sini ialah kemampuan Nabi Adam as untuk mengenali tipu daya iblis, musuh manusia. Sebagai pembelajar, Nabi Adam as telah mengalami pahitnya tertipu oleh syaitan. Hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Adam as untuk mengenali trik-trik tipu daya musuhnya. Pengalaman inilah yang menjadi bekal Adam as di bumi agar tidak lagi terkecoh tipu daya iblis. Sikap apa lagi yang lebih tepat dalam menghadapi musuh selain dari sikap waspada?
Mengenai pentingnya sikap waspada ini, Imam Ja'far Ash-Shadiq mengatakan, "Barangsiapa yang tidak bersikap waspada bukanlah orang yang berilmu, bahkan meskipun ia dapat menangani masalah-masalah keilmuan yang paling pelik."

Itulah sebagian kecil dari kecerdasan pembelajar yang dicontohkan dalam kisah Nabi Adam as. Kita sebagai umat Islam, haruslah selalu mengkaji pesan-pesan tersirat di dalam Al-Qur'an.

Semoga bermanfaat.

3 komentar:

  1. Dapet ilmu baru.. lihat sesuatu dari dua sudut pandang.. (y)

    BalasHapus
  2. Muhasabah pagi...
    Good post qi

    BalasHapus
  3. izin copy ya qy... buat kultum ntr siang heee.... ok

    BalasHapus