Minggu, 01 Maret 2015

Seorang Lelaki dan Cintanya

Pergantian hari, semenjak aku dan Merida bersepakat bahwa 3 bulan lagi aku akan menemui ayahnya, berjalan begitu cepat. Aku sendiri masih berkutat dengan problema kepercayaan diri.
Terkadang, lajunya hari mendadak terasa begitu lambat. Manakala benakku bertanya-tanya, apa yang sebenarnya Merida pikirkan, bagaimanakah perasaan dia?
Pada suatu malam, dimana hari berjalan pelan, aku menuliskan sebuah surat untuknya. Tidak, aku tak akan mengirimkannya untuk Merida. Aku akan menyimpannya di sini, di sudut kamarku. Mungkin dia tak akan pernah membacanya, atau mungkin aku akan membacakan suratku untuknya, saat aku dan dia telah bersama.

Teruntuk Merida,

Aku ini seorang lelaki. Kalaupun belum, aku sedang berusaha menjadi seorang lelaki. Saat kukatakan padamu, aku mencintaimu, aku tahu. Aku mengerti bukan dirimu yang harus kuhubungi setiap hari. Aku mengerti bahwa ayahmulah yang harus kutemui.

Merida, kau tahu betapa aku ingin bisa selalu bercanda dan bertukar pikiran denganmu. Berbagi saat-saat dimana kita mencoba saling memahami. Hatimu terbersit A, namun bibirmu berucap H. Walaupun tanpa kau ucapkan, aku mengiyakan hatimu. Saat itulah aku merasa dekat denganmu.

Namun, sebelum semuanya diridhai, sebagai lelaki, aku harus menjagamu. Aku harus membantu ayahmu menjagamu. Aku harus membantu saudara laki-lakimu menjagamu. Aku harus menjagamu untuk saudara seimanku, jika memang kau bukan untukku. Aku harus menjagamu dari kelemahanku.

Merida, aku percaya, berusaha selalu percaya, bahwa kaupun menjaga dirimu dan hatimu selalu. Ini semua akan semakin menyiksa jika kau tak tahu untuk siapa kau menjaga. Ini semua akan menempa jika kau mampu memahami ini adalah jalan yang membuat Allah ridha.

Merida, bantulah aku, menjagamu.

Fran

2 komentar:

  1. Merida, bantulah aku, menjagamu.

    Fran




    #Melted

    BalasHapus
  2. menjaganya adalah cara terbaik, yup tepat sx, temui ayahnya dan Rabb nya

    BalasHapus