Sepucuk surat berwarna biru muda darimu. Beberapa waktu yang lalu, telah habis aku membacanya. Sebelumnya, aku sudah memutuskan untuk santai saja menanggapi soal cinta. Namun, tanpa terduga, kutemukan suratmu. Di dalamnya tertulis pahit getir waktumu berlalu dalam penantian. Tersusun bait-bait do'a tulus untukku.
Aku goyah. Sikap santaiku tergugat. Dalam keraguan aku bertanya-tanya, apakah surat ini benar untukku? Bagaimana caramu menemukanku? Layaknya kisah drama layar kaca, aku menggambarkannya. Karena ini semua memang di luar kapasitas benakku. Membayangkannya saja pun tidak.
Aku terdiam. Saat-saat seperti ini, ibu pasti mempunyai solusi. Aku ungkapkan semua peristiwa ajaib ini kepada beliau. Ibu hanya tersenyum manis, "Nak, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak," kata beliau mencoba menenangkan anak lelakinya. Seperti mata air di padang pasir, dengan cara yang menakjubkan, ibu selalu mampu menentramkan hatiku.
Entah di mana kau berada, kini. Semoga kau menemukan suratku ini;
Aku terima surat biru mudamu
Penuh haru dan rindu
Aku tahu kau telah lama menunggu
Aku terlalu lama menggunakan waktu
Dengan petunjuk dalam suratmu
Aku akan melaju menujumu
Jangan pernah lelah menunggu
Kau tak pernah tahu
Seberapa dekat jarakmu denganku
Dalam do'a kau menunggu
Dalam do'a aku melaju
Ya Allah, sampaikanlah suratku padanya. Tuntunlah aku menujunya.
Sepertinya sudah mau 'berbuka' nih? :D
BalasHapusAamiin yaa Allah..
BalasHapusSemoga mas Suhail juga segera berbuka :)