Jumat, 13 Maret 2015

Urgensi Waktu

Seorang manusia mesti mengetahui nilai dan kedudukan waktu, agar ia tak menyia-nyiakan sesaatpun darinya untuk sesuatu yang tak bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Seorang manusia mesti mempersembahkan perkataan dan perbuatan yang paling afdhal, lalu yang afdhal dan begitulah seterusnya. Dia harus selalu meniatkan kebaikan dan tak diizinkan berputus asa karena suatu amal yang tak mampu dikerjakan oleh tubuhnya. Nabi Muhammad saw telah bersabda, "Niat seorang mukmin lebih baik daripada amalnya."

Seorang berkata kepada Amir bin Abd Qais (tabi'in), "Berhentilah, aku ingin berbicara kepada Anda!"
Maka beliau menjawab, "Coba hentikan matahari!"

Percakapan di atas menunjukkan bahwa Amir bin Abd Qais rh benar-benar menghargai waktu. Beliau tidak mau waktunya terbuang sia-sia untuk membicarakan sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya.

Oleh sebab itu, apabila seseorang telah meyakini bahwa kematian akan menghentikannya dari beramal, pasti ia akan mengerjakan sesuatu yang pahalanya akan tetap mengalir setelah kematiannya. Ia akan mewakafkan harta, menanam tanaman, menggali sumur, mendidik keturunannya menjadi anak sholeh atau menulis buku.

Tulisan seseorang akan mendatangkan pahala yang tak putus apabila mampu menggerakkan orang lain untuk mengerjakan suatu kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar