Seringkali kita mendapati apa yang kita harapkan tidak terwujud nyata. Saat kita telah mengira bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang terbaik, kadang kita menjadi tinggi hati karenanya. Lalu dalam sekejap mata, semua yang kita usahakan tersebut hancur begitu saja.
Allah tak pernah menyukai sikap tinggi hati. Manakala ada hamba-Nya yang memiliki kesombongan, Allah akan menunjukkan di mana letak kesombongannya akan berakhir. Dalam kebangkrutan bisnis, kegagalan studi, kehilangan harta benda serta kecelakaan-kecelakaan lainnya. Kesombongan hanya akan berakhir di tempat-tempat tersebut.
Saat kita berani untuk bersikap tinggi hati, artinya kita siap untuk mendapati hati kita terjun bebas menghantam landasan. Sehingga seorang hamba mampu bersikap rendah hati karenanya. Seperti perantau yang bergembira saat kembali ke rumahnya, saat hati menyentuh kembali kerendahannya, maka pengemban hati itupun akan merasakan manisnya istananya.
Memang, dalam perjalanan menemukan kerendahan hati, kita akan diantar pada peristiwa-peristiwa yang menguras air mata. Rasanya hati kita hancur, patah dan berserakan setelah menghantam landasan. Tapi justru di situ, Allah telah menanti.
Dari Imran Al-Qashir, Nabi Musa as berkata, "Wahai Rabb, di mana aku mencari-Mu?"
Allah berfirman, "Carilah Aku di sisi orang yang hancur hatinya, sesungguhnya Aku mendekati mereka sejarak satu depa setiap hari, kalau tidak demikian niscaya mereka binasa."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar