Selasa, 19 Mei 2015

Engkau Pendusta!

Budail bin Maisarah Al-Uqail rh. berkata,

"Barangsiapa dengan ilmunya mengharapkan wajah Allah 'Azza wa Jalla, Allah akan menghadapkan wajah-Nya kepadanya dan juga memalingkan hati-hati hamba-Nya menuju kepadanya. Dan barangsiapa yang beramal untuk selain Allah 'Azza wa Jalla, Allah akan memalingkan wajah-Nya dan hati-hati hamba-Nya darinya."

Nasehat di atas ditujukan kepada kita, para penempuh jalan ibadah. Kita diingatkan untuk mewaspadai dan menjauhi sikap riya' dalam beribadah.
Riya' adalah melakukan amal dengan bertujuan selain kepada Allah. Biasanya pelaku riya' ingin mendapatkan pujian dari makhluk atas apa yang telah dilakukannya. Riya' merupakan syirik kecil. Sedangkan syirik sendiri merupakan salah satu dosa besar.

Riya' merupakan salah satu faktor yang bisa merusak ibadah kita. Kita harus senantiasa menjaga keikhlasan dari ibadah yang kita lakukan, hanya untuk mengharap ridha Allah semata.

Ada 2 alasan mengapa kita harus menjauhkan diri dari sikap riya':

1. Amal tidak diterima
Amal perbuatan yang diterima di sisi Allah hanyalah amal yang dilakukan dengan ikhlas. Jika dilakukan dengan riya' atau tidak ikhlas karena Allah semata, maka amal tersebut tertolak.

Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah saw. bersabda,

"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Aku adalah Rabb yang paling tidak membutuhkan sekutu. Siapa saja yang melakukan suatu perbuatan, kemudian Aku disekutukan padanya dengan selain-Ku, maka bagian-Ku untuknya. Sebab, Aku tidak menerima kecuali yang dipersembahkan secara murni untuk-Ku.'"

Disebutkan pula, bahwa kelak pada hari kiamat, Allah berfirman kepada hamba-Nya yang tengah mencari pahala amalannya,

"Bukankah Aku dulu telah memberimu tempat yang khusus dan baik di dunia? Bukankah engkau sudah Aku jadikan sebagai pemimpin di dunia? Bukankah Aku sudah memberi kemudahan bagimu dalam berbisnis? Bukankah Aku sudah menjadikanmu dimuliakan oleh orang di dunia?"

Maksudnya, Allah telah membalas semua amal hambanya itu di dunia. Sedangkan di akhirat ia tidak mendapatkan apa-apa. Inilah akibat jika tidak ada keikhlasan dalam amal kita.

2. Riya' mengandung aib dan musibah
Terdapat dua aib dan dua musibah dalam perbuatan riya'.

Aib pertama merupakan rahasia, sehingga malaikat pun tidak bisa melihatnya. Ini bisa kita ketahui dari sebuah riwayat, dimana para malaikat naik ke langit dengan membawa amal manusia yang mereka yakini amat baik. Tapi, kemudian Allah Ta'ala berfirman,

"Kembalikan amalan itu ke asalnya, sebab ia tidak dimaksudkan untuk-Ku."

Kemudian amal dan hamba tersebut dicela oleh para malaikat.

Aib yang kedua, terbuka untuk dilihat oleh seluruh makhluk Allah di Hari Pengadilan nanti.

Nabi Muhammad saw. bersabda,

"Sesungguhnya orang yang riya' itu pada hari kiamat dipanggil dengan 4 nama, 'hai kafir, hai pendosa, hai pengkhianat dan hai orang yang rugi.' Telah sesat usahamu dan batal pahalamu. Maka tidak ada bagian bagimu hari ini, carilah pahala dari orang yang engkau beramal untuknya, wahai orang yang tertipu."

Dan diriwayatkan pula, di hari kiamat nanti akan ada pengumuman kepada seluruh makhluk,

"Mana orang yang menyembah manusia itu? Berdirilah, ambillah balasan kalian dari orang yang kalian beramal untuknya. Sesungguhnya Aku (Allah) tidak menerima amal yang dicampuri dengan sesuatu."

Perbuatan riya' juga menyebabkan 2 musibah besar bagi pelakunya.

Musibah pertama adalah terlepasnya surga. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. mengatakan, surga dapat berbicara dengan mengatakan,

"Aku diharamkan terhadap setiap orang yang pelit dan bersikap riya'."

Musibah kedua adalah ia akan dimasukkan ke dalam neraka.

Dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi
Muhammad saw. bersabda,

"Orang yang pertama kali dipanggil pada hari kiamat kelak ialah para qari' (pembaca Al-Qur'an); orang yang telah berperang dan mati syahid di jalan Allah; serta orang yang memiliki banyak harta (kaya raya)."

Kemudian Allah 'Azza wa Jalla bertanya kepada sang qari', "Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku?"

Ia menjawab, "Benar, wahai Rabbku."

Lalu Dia bertanya kembali, "Apa yang engkau lakukan dengan apa yang telah Aku berikan kepadamu itu?"

Maka ia menjawab, "Aku membacanya di tengah malam dan siang hari."

Kemudian Allah swt. berfirman, "Dusta engkau!" Dan malaikat pun menimpali, "Engkau pendusta!"

Kemudian Allah Ta'ala berfirman, "Sebenarnya engkau ingin dipuji sebagai orang yang 'alim dan ahli membaca Al-Qur'an. Dan engkau sudah mendapatkan apa yang engkau harapkan!"

Lalu dihadapkan seorang yang kaya raya semasa hidupnya. Dan Allah Ta'ala bertanya kepadanya, "Bukankah aku telah memberi banyak harta dan kekayaan yang membuatmu terbebas dari kekurangan?"

Orang kaya itu menjawab, "Benar, wahai Tuhan."

Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang engkau perbuat dengan apa yang telah Aku berikan kepadamu itu?"

Ia menjawab, "Aku telah menyambung hubungan kekeluargaan dan bersedekah."

Kemudian Allah swt. berfirman, "Dusta engkau!" Malaikat pun ikut menimpali, "Engkau pendusta!"

Kemudian Allah berfirman, "Engkau sebenarnya ingin dipuji sebagai dermawan dan engkau telah mendapatkan sebutan itu."

Kemudian didatangkan orang yang mati syahid. Allah bertanya kepadanya, "Apa yang engkau lakukan di dunia?"

Orang itu menjawab, "Aku diperintahkan untuk berjihad di jalan-Mu, maka aku pun berperang dan terbunuh."

Tapi Allah Ta'ala berfirman, "Dusta engkau!" Malaikat pun ikut mengatakan, "Engkau pendusta!"

Dan Allah Ta'ala berfirman, "Sebenarnya engkau ingin dikatakan pemberani dan heroik, dan itu telah engkau dapatkan."

Abu Hurairah ra. mengatakan, "Kemudian Rasulullah saw. menepuk kedua lututku dengan tangan beliau, seraya bersabda, 'Hai Abu Hurairah, mereka itu adalah makhluk Allah yang pertama kali merasakan panasnya api neraka.'"

Abdullah bin Abbas ra. berkata,

"Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sesungguhnya api neraka dan penghuninya itu menjerit-jerit disebabkan orang yang riya'.'"

Kemudian beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana cara api neraka itu menjerit?"

Beliau menjawab, "Mereka menjerit akibat panasnya api neraka yang digunakan untuk menyiksa orang yang riya' itu."

Betapa dahsyatnya musibah yang harus ditanggung oleh para pelaku riya'. Semoga Allah Ta'ala memberikan hidayahnya kepada kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar