Ilmu adalah pembeda. Dengannya, Allah meninggikan manusia beberapa derajat. Dalam ibadah pun, ilmu memegang peran yang sangat penting. Karena itulah, kita wajib menuntut ilmu sepanjang hidup kita di dunia.
Lantas, ilmu seperti apa yang dimaksud?
Sebelumnya, sejenak kita tengok fenomena yang terjadi dewasa ini. Dalam era digital kini, berbagai informasi dapat diperoleh dengan begitu mudahnya. Lalu, dengan informasi tersebut, sebagian dari kita menjadi begitu mudahnya memvonis salah dan benar terhadap sesuatu.
Ilmu bukanlah duri. Ia tidak menyakiti para pemetiknya. Ilmu adalah buah. Ilmu bukanlah sekedar informasi, jika tidak diamalkan, maka akan menjadi sebatas informasi semata.
Abdullah bin Mas'ud ra. berkata, "Ilmu bukan dengan banyaknya riwayat, tetapi ilmu adalah khasyyah (rasa takut kepada Allah)."
Malik bin Anas rh. berkata, "Ilmu itu tidak dengan banyaknya riwayat, tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah letakkan di dalam hati."
Orang yang berilmu tidak mungkin membuat orang awam menjadi benci dan antipati kepadanya. Mereka mewakili agama Islam yang mereka bawa. Hal ini dikarenakan tata krama yang melekat padanya.
Abdullah bin Mubarak rh. berkata, "Hampir saja adab menjadi dua per tiga agama."
Dalam agama Islam, kedudukan orang berilmu (ulama) sangatlah mulia. Dalam kaitannya dengan ibadah, keduanya (ilmu dan ibadah) adalah pokok dan poros dari segala sesuatu.
Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya keutamaan seorang 'alim terhadap seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku (Nabi) terhadap orang yang paling rendah kedudukannya dari umatku."
Dalam sebuah kesempatan, beliau saw. berkata kepada para sahabat, "Maukah aku tunjukkan kepada kalian penghuni surga yang paling mulia?"
Mereka (para sahabat) menjawab, "Ya, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda, "Mereka itu adalah para ulama dari umatku."
Selanjutnya, Az-Zuhri rh. berkata, "Tidaklah Allah diibadahi dengan sesuatu yang lebih utama daripada ilmu."
Riwayat-riwayat tersebut menunjukkan pada intinya, ilmu itu lebih mulia dari sekedar ibadah tanpa ilmu. Akan tetapi, di samping mempelajari dan mengetahui ilmu, seorang hamba harus pula melakukan ibadah. Sebab, ilmu itu bagaikan batang sebuah pohon, sedangkan ibadah bagaikan buahnya.
Hasan Al-Bashri rh. pernah mengatakan, "Tuntutlah ilmu tanpa melalaikan ibadah. Dan taatlah beribadah tanpa lupa menuntut ilmu."
Rasulullah saw. bersabda, "Ilmu itu pemimpin bagi amal dan amal adalah pengikutnya."
Kini, jelaslah ilmu seperti apa yang membuat derajat hamba ditinggikan dan kedudukan ilmu dalam agama Islam serta kaitannya jika disandingkan dengan ibadah.
Dengan cermat, Ali bin Abi Thalib ra. menjelaskan kepada kita semua, "Ketahuilah, sesungguhnya orang fakih adalah orang yang tidak membuat manusia putus asa dari rahmat Allah; tidak membuat mereka merasa aman dari adzab-Nya; dan tidak terlalu memudahkan mereka untuk bermaksiat kepada-Nya; serta tidak meninggalkan Al-Qur'an karena benci dengan mencari selain Al-Qur'an. Tidak ada kebaikan di dalam ibadah yang tidak disertai dengan ilmu. Tidak ada kebaikan pada ilmu yang tidak disertai dengan pemahaman dan tidak ada kebaikan di dalam membaca yang tidak disertai dengan tadabbur."
Semoga Allah senantiasa mengaruniakan ilmu yang bermanfaat kepada kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar