Senin, 18 Mei 2015

Terbakar Habis

Apa jadinya bila sebatang kayu dilemparkan ke dalam api yang menyala-nyala?
Apakah kayu tersebut dapat keluar dengan selamat dari kobaran api atau terbakar habis?

Sebelum menjawabnya, mari kita menyimak sabda Rasulullah saw. berikut ini,

"Enam golongan yang masuk neraka karena enam perkara: (1) Orang-orang Arab karena sikap ashabiyah (fanatisme kesukuan) mereka; (2) penguasa karena kezalimannya; (3) para tuan tanah dan pejabat karena kesombongan mereka; (4) para pedagang karena sifat khianat mereka; (5) orang dusun karena kebodohannya; (6) dan ulama karena sifat dengki (iri hati) yang ada pada diri mereka."

Coba kita perhatikan perkara ke-6 pada hadits di atas. Diriwayatkan bahwa iri hati dapat menyebabkan para pelakunya masuk ke neraka. Iri hati tak hanya menyerang orang awam. Dalam hadits tersebut, bahkan para ulama pun terancam masuk ke dalam neraka, dikarenakan sifat iri hati yang dikhawatirkan bercokol di dada mereka.

Iri hati adalah buah dari sikap dendam, sedangkan dendam adalah buah dari kemarahan. Orang yang memiliki sikap iri hati adalah orang yang tidak menyukai nikmat Allah yang dikaruniakan kepada saudaranya, sehingga ia merasa senang jika nikmat tersebut hilang dari saudaranya.

Betapa berbahayanya sikap iri hati (hasad) ini. Setidaknya ada 5 kerusakan yang bisa ditimbulkan dari sifat iri hati:

1. Merusak ketaatan

Rasulullah saw. bersabda,

"Hasad (iri hati) itu memakan pahala kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar."

Inilah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada pembahasan di bagian awal tadi. Kayu diibaratkan pahala dari kebaikan-kebaikan kita, sedangkan api adalah sikap hasad. Jelaslah, kayu yang kita lemparkan ke dalam nyala api, akan habis menjadi abu.

2. Hasad merupakan kemaksiatan dan kejahatan

Wahab bin Munabbih rh. mengatakan,

"Orang yang iri hati memiliki tiga tanda, yaitu: mencari muka apabila berhadapan, menjelek-jelekkan apabila tidak ada di hadapan kita dan bergembira apabila terjadi musibah pada diri orang lain."

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Falaq ayat 5,

"Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia mendengki."

Cukuplah bagi kita, ayat tersebut untuk menggambarkan betapa jahatnya sikap dengki itu. Sehingga kita harus selalu waspada dan meminta perlindungan dari kejahatan para pendengki.

3. Hasad itu melelahkan dan menyusahkan pelakunya

Ibnu As-Samak rh. berkata,

"Aku tidak pernah melihat orang zalim yang lebih mirip dengan orang yang dizalimi daripada seorang pendengki, juga nafsu yang terus menguasai diri, akal yang tidak waras dan kesusahan yang senantiasa melekat kepada pelakunya."

4. Hasad membutakan hati

Orang pendengki akan sulit memahami hukum-hukum Allah 'Azza wa Jalla.

Sufyan Ats-Tsauri rh. berkata,

"Hendaknya engkau berdiam diri (tidak banyak bicara), niscaya engkau memiliki sifat wara'. Dan jangan berambisi pada dunia, niscaya engkau menjadi orang yang cepat menghafal. Juga jangan menjadi orang yang suka menjelek-jelekkan, niscaya engkau selamat dari omongan manusia. Serta jangan menjadi orang yang pendengki, niscaya engkau akan cepat memahami segala sesuatu."

5. Hasad menjauhkan dari pertolongan

Hasad akan menghalangi kita dari kebaikan dan membuat kita mudah tersesat. Kita akan sulit mendapatkan apa yang kita inginkan.

Hatim Al-Asham rh. mengatakan,

"Orang yang pendengki itu tidak memiliki agama. Dan orang yang suka mencela itu bukanlah seorang ahli ibadah. Sedang orang yang suka memfitnah tidak memperoleh keamanan dan orang yang memiliki sifat dengki tidak mendapatkan pertolongan."

Jika pendengki itu menginginkan hilangnya nikmat-nikmat Allah dari saudara-saudaranya, mana mungkin ia mendapatkan keinginannya? Lalu, jika musuh para pendengki adalah hamba Allah yang beriman, mana mungkin ia akan ditolong?

Oleh sebab itu, daripada kita membakar pahala kebaikan-kebaikan kita sendiri, alangkah baiknya jika kita memanjatkan do'a seperti Abu Ya'qub rh. berikut ini,

"Ya Allah, berikan kami kesabaran atas kesempurnaan nikmat yang Engkau anugerahkan terhadap para hamba-Mu dan atas kondisi baik mereka."

Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar